Bukan Cuma Hobi, Seni Tato Jadi Peluang Usaha di Bali

1 week ago 3
ARTICLE AD BOX
Studio ini didirikan oleh I Wayan Ruby Desiantara atau akrab dipanggil Ruby, pria asal Kabupaten Tabanan yang sudah menekuni seni tato sejak masa sekolah, yang kini membuka usaha di Kabupaten Badung.

Ruby, kelahiran 1986, bercerita bahwa kecintaannya terhadap tato berawal sejak di bangku SMA, di mana ia mulai belajar membuat tato sendiri dan pada teman-temannya. “Awalnya, saya belajar membuat tato sendiri saat SMA, lalu mulai serius buka usaha di tahun 2008-2009 ketika bekerja di Kuta. Dari situ, saya dapat ilmu, pengalaman, dan keterampilan hingga akhirnya membuka studio sendiri pada 2011," ujarnya.

Ruby mengaku tantangan berat datang saat pandemi COVID-19 yang membuat studionya terpaksa tutup. Namun, begitu kondisi membaik, para pelanggan setia kembali, yang membuatnya semakin termotivasi untuk membangun usaha ini lagi.

Tekuni Seni sebagai Jalan Hidup

Meski lulusan pariwisata dari D1 Mappindo, Ruby menyebut dirinya sudah tertarik pada seni sejak kecil. “Saya bukan lulusan ISI Denpasar, tapi dari kecil saya memang suka seni, mulai dari menggambar, melukis, hingga membuat tapel barong,” ungkapnya.  Selain tato, Ruby juga memiliki hobi lain, seperti mengendarai motor gede dan bermain musik. 

Ruby menyebutkan ciri khas tatonya adalah desain berukuran besar dengan gaya gambar realis. Untuk harga, ia menawarkan mulai dari Rp1 juta, bergantung pada ukuran dan tingkat kerumitan. Bersama timnya dan istrinya, Ruby kerap mendatangkan artis tato lainnya jika permintaan dari pelanggan tinggi.

Menurut Ruby, seni tato dulu sering dipandang negatif. “Dulu tato dianggap sebelah mata, sekarang justru menjadi tren. Tato bukan hanya sekadar gaya-gayaan, tetapi juga peluang usaha dan cara menyalurkan hobi,” jelasnya.

Ruby berharap seni tato terus berkembang dan menjadi peluang kerja bagi masyarakat Bali, terutama di tengah lingkungan pariwisata yang mendukung. “Di Ruby Tattoo Custom, kami melayani semua pelanggan dengan baik, baik tamu asing maupun lokal,” pungkasnya. *m03

Read Entire Article