Puspem Badung Perdengarkan Lagu Antikorupsi Pasca OTT, Pencipta Lagu Terima Penghargaan dari Jokowi

1 week ago 4
ARTICLE AD BOX
I Ketut Luki terjaring OTT oleh Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Bali. Dia diduga meminta "fee" sebesar Rp20 juta dari kontraktor proyek pembangunan pura yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Bongkasa senilai Rp2,5 miliar. Modusnya, Luki menunda penandatanganan Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan autorisasi di Sistem Informasi Bank Bali (IBB) hingga kontraktor menyetujui pemberian fee tersebut. Bukti uang Rp20 juta disita aparat saat penangkapan berlangsung.

Pasca OTT ini, Puspem Badung memperdengarkan lagu bertema antikorupsi yang kini menjadi viral, berjudul "Senam Integritas." Lagu ini diciptakan oleh penyanyi dan Penyuluh Antikorupsi (Paksi) asal Bali, Agung Wirasutha, yang pernah menerima penghargaan langsung dari Presiden Joko Widodo atas kreativitas dan kontribusinya dalam kampanye antikorupsi.

Lagu "Senam Integritas" dinyanyikan oleh Agung Wirasutha bersama putrinya, Dinda Sutha. Lagu ini pernah dipertunjukkan di acara Road to Hakordia 2022 di Badung dan diunggah di YouTube, di mana gerakan senamnya diperagakan oleh siswa SMP Negeri 1 Tabanan. 

Lagu ini berisi lirik yang mengajak generasi muda untuk "mencegah korupsi dari diri sendiri." Menurut Agung, penggunaan lagu dan gerakan senam dinilai efektif dalam menyampaikan pesan antikorupsi, terutama bagi anak muda. “Saya berharap lagu ini bisa meningkatkan kesadaran pentingnya nilai-nilai integritas,” ujar Agung saat launching lagu yang cocok dipadukan dengan gerakan energik tersebut.

Penghargaan untuk Agung dari Presiden Jokowi pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2023 semakin memperkuat dedikasinya dalam kampanye integritas. Sebagai seorang Paksi, ia mengajak masyarakat untuk memperingati Hari Antikorupsi setiap 9 Desember dan menjadikannya sebagai momentum meningkatkan budaya antikorupsi di Indonesia. 

Memperdengarkan lagu antikorupsi di lingkungan pemerintahan memiliki tujuan yang mendalam. Selain meningkatkan kesadaran pegawai untuk menghindari tindakan koruptif, hal ini juga membangun komitmen lembaga untuk menciptakan budaya kerja berintegritas. 

““Korupsi adalah kejahatan luar biasa. Melalui Peringatan Hakordia mengingatkan kita tentang pentingnya nilai-nilai integritas yang patut kita jadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Sangatlah penting menanamkan nilai-nilai tersebut dari usia dini, sehingga menjadi suatu kebiasaan dan antikorupsi semakin membudaya di masyarakat,” pungkas Agung dikutip dari laman Pusat Edukasi Antikorupsi KPK.

Read Entire Article